.::my imaGHYnation::.
Senin, Juli 30, 2007
Page 71 - 80
HANAPI & PIERE meminta maaf dan menjabat tangan penuh rasa penyesalan.
SANDY, JESSICA dan DINO melangkah keluar.
JESSICASANDY dan JESSICA tertawa.
Lo ke mana sekarang, Sand?
SANDY
Gue harus nyari alamat temen gue, Jes.
JESSICA
Keberatan kalau gue anter? Itung-itung sebagai permintaan maaf gue…
SANDY
Boleh nolak?
JESSICA
Enggak.
DINOKetiganya tertawa.
Jes, kalau gitu gue duluan ya?
JESSICA
Oke, Din. Thank’s ya…
DINO
Jangan makasih sama gue. Makasih sama (menunjuk SANDY) dia.
(Ke SANDY) Sekali lagi, gue minta maaf ya, Sand… (memeluk SANDY)
SANDY
(Bercanda) Lain kali kalau mau nitip cewek jangan yang lagi teler. Jadi kalau gue bawa ke hotel gue bisa langsung bersenang-senang. Nggak perlu nunggu dianya sadar.
JESSICA mencubit pinggang SANDY.
SANDYDINO menyalami JESSICA. Lalu pergi ke arah mobilnya.
(Meringis) Adaow…!
JESSICA mengajak SANDY ke lokasi CR-V-nya diparkir.
JESSICAJESSICA melempar kunci mobil yang langsung ditangkap SANDY.
Lo nyetir ya, Sand? Gapapa, kan?
SANDY
Oke.
Tak lama mobil JESSICA keluar dari area kantor polisi.
Hampir bersamaan sebuah angkot berhenti. Turun dengan tergesa-gesa SUCI dan langsung masuk ke kantor polisi.
CUT TO
109. EXT./INT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. SIANG.
SANDY, JESSICA
Mobil JESSICA melaju dengan kecepatan sedang.
Sesekali JESSICA mencuri-curi pandang ke arah SANDY.
SANDYJESSICA terus memperhatikan SANDY yang sibuk nyetir.
(Membuka omongan) Gue punya tebakan, Jes. Elo suka french fries, nggak?
JESSICA
Lumayan. Kenapa emang?
SANDY
Ok. Kentang kentang apa yang paling gak enak?
JESSICA
Gue tau. Kentang alias kena tanggung!
SANDY
Wooo, ngeres! Salah. Yang bener kentang-kep basah oleh nyokap lagi nonton bokep! (tertawa)
JESSICA
(Tersenyum) Gak lucu – gak lucu!
SANDY
Mana gue nyangka, Jes, dalam sehari semalem dua kali kepala gue ditodong pistol. Malem sama perampok, justru siangnya sama polisi!
SANDY dan JESSICA tertawa.
SANDYJESSICA mencubit pinggang SANDY. Tapi kali ini SANDY berhasil menghindar.
Yang lebih gue heran adalah, hukum di negara kita yang gue rasa aneh. Gue cuma ngimpi bercinta sama seorang cewek aja, masa tu cewek masukin gue ke penjara?
JESSICA
(Kerutkan dahi) Hah? Jadi elo sempet ngimpi bercinta sama gue?
SANDY
Begitulah.
JESSICA
(Sok marah) Kurang ajar lo ya!
JESSICA terus memperhatikan SANDY yang sedang sibuk mengemudi. Getaran di hatinya makin kuat menyergap.
JESSICA
(Lirih) Maafin gue ya, Sand. Elo udah nganterin gue, ngejaga gue, ujan-ujanan ganti ban, eh malah gue kirim lo ke penjara.
SANDY
It’s ok, Jess (tersenyum).
JESSICA
Sebenernya gue sempet inget-inget, dongkrak gue di mana? Gue cari nggak ada. Eh, di belakang gue liat ban kempes. So, gue tahu elo pasti yang ganti ban gue. Udah gitu Dino nelponnya telat. Kalau siang atau sorenya dia langsung nelpon gue, mungkin lo nggak sampai jadi santapan nyamuk di sel. Sekali lagi, I’m so sorry, Sand…
SANDY
(Tarik nafas dalam) Sudah lah, Jess. Gue juga salah. Ngabisin rokok lo, buka tas lo, make duit lo tanpa sepengetahuan elo, juga make KTP elo buat resgistrasi di hotel (tertawa).
JESSICATiba-tiba SANDY mengerem mendadak.
Iya, kayaknya penculik tolol cuma elo doang deh, yang nyulik cewek tapi make KTP korban lo buat nginep di hotel!
Keduanya sampai badan condong ke depan tapi ketahan seatbelt.
Tapi tak lama mobil jalan dan mengambil arah memutar.
JESSICAMobil JESSICA melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
(Bingung) Loh – loh, kok balik lagi, Sand?
SANDY
Lupa! KTP gue masih di kantor polisi!
CUT TO
110. EXT. KANTOR. POLISI: LOBBY. SIANG.
SANDY, JESSICA
Mobil JESSICA masuk ke tempat parkir kantor polisi.
SANDY keluar terburu-buru untuk masuk ke lobby.
JESSICA mengikuti di belakang.
CUT TO
111. INT. KNTR. POLISI: R. INTROGASI/R. BEZUK. SIANG.
SUCI, PAK ASEP, SANDY, JESSICA
SUCI sedang berbincang-bincang serius dengan PAK ASEP. Terlihat mata SUCI sembab seperti habis menangis. PAK ASEP sendiri nampak sedih. Tapi berusaha mati-matian untuk terlihat tegar di depan SUCI.
Masuk SANDY dan JESSICA.
SANDYSLOW MOTION: SUCI menoleh ke arah SANDY.
(Surprise) Suci?!
CU: ekspresi muka SUCI dan SANDY yang sama-sama memancarkan rasa rindu yang terpendam.
SUCI tak akan mengira akan bertemu SANDY lagi dengan di sini bukan di Jakarta. Hati yang mulai bergelora dengan api cinta yang mulai tumbuh sejak pertemuan pertama mereka, kini hadir kembali. Bahkan terasa lebih kuat.
SANDY pun sama sekali tak akan menduga akan bertemu SUCI di sini. Apalagi sedang bersama PAK ASEP!
JESSICA terlihat cemburu menyaksikan SANDY dan SUCI saling pandang penuh perasaan.
SANDYPAK ASEP juga terkejut mengetahui bahwa SUCI mengenal SANDY. Orang yang pernah ia rampok dan teman curhat di sel. Dan sebagai orang tua, ia bisa melihat SANDY dan SUCI saling mencintai.
(Memandang SUCI dan PAK ASEP bergantian) Suci, PAK ASEP…? Kalian…?
PAK ASEPCUT TO
(Menarik napas panjang) Ya, dia anak perempuan yang saya ceritakan ke kamu, Sand…
SANDY
(Belum yakin benar) Suci, benar?
SUCI
(Mengangguk perlahan) Benar, Sand. (Menyeka sisa-sisa air mata di pipinya cepat agar tak terlihat habis menangis di depan SANDY)
112. EXT. KANTOR. POLISI: LOBBY. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY, SUCI dan JESSICA berjalan tergesa-gesa menuju mobil JESSICA terparkir.
SANDY membuka kunci dengan remote dan masuk ke belakang kemudi.
SUCI masuk di depan di samping SANDY atas permintaan SANDY, untuk menunjukkan jalan ke rumah SUCI.
JESSICA “mengalah” duduk di tengah.
Mobil melaju ke jalanan.
SANDY (VO)CUT TO
Untung ketemu elo di sini, Ci.
SUCI (VO)
Tapi kamu udah sempet ke rumah aku, Sand?
113. EXT./INT. RMH. SANDY: TERAS-R. DEPAN-R. TENGAH. SIANG.
MAMI, FARAH, PEMBACA BERITA TV
MAMI membukakan pintu untuk JESSICA yang baru pulang kuliah.
MAMI menanyakan apa sudah ada kabar dari SANDY?
FARAHDi ruang tengah, FARAH melihat es jeruk yang tinggal setengah di meja, didekatnya tergeletak tabloid tentang masak-memasak. Tv nampak menyala. Acara berita kriminal. Rupanya tadi MAMI sedang menonton tv sambil baca tabloid.
Belum tuh, Mi. Hp-nya susah dihubungin! (masuk ke dalam)
MAMI
(Menutup pintu dan mengikuti FARAH) Ke mana kakakmu ya, Rah? (cemas)
FARAHDi tv, seorang pembaca berita sedang memberitakan berita kriminal.
(Meminum habis es jeruk di meja)
Segar…
MAMI
Kamu tumben jam segini udah pulang, Rah?
FARAH
Nggak ada kelas, Mi. Dosennya nggak ada.
PEMBACA BERITA TVMAMI ingin protes tak tak jadi. Ia tak mau mengganggu FARAH yang terlihat letih sepulang dari kampus.
Gerombolan perampok yang biasa beroperasi di bus antarkota semalam berhasil diringkus Tim Buru Sergap Kepolisan Bandung. Dua pelaku sempat babak belur dihajar massa, seorang lagi yang ternyata seorang sopir bus antarkota yang berkomplot dengan gerombolan ini, berhasil ditangkap tak lama kemudian. Tapi masih ada seorang pelaku lagi yang masih buron dengan inisial BT.
FARAH
(Mengambil remote tv) Ganti ya, Mi? (Memindah saluran tv ke acara musik)
CUT TO
114. EXT./INT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY mengemudikan kendaraan dengan cukup cepat. Sesekali terlihat melirik ke arah SUCI yang duduk di sampingnya.
JESSICA melihatnya dengan mimik cemburu.
JESSICAKetiganya tertawa.
Gue sempet nonton tuh siarannya, Sand, di apartment Dino. (Mengingat-ingat) Kalau nggak salah, orang yang ditelpon bilang lampu di rumahnya mati. Jadi elo yang ditelpon sama MC?
SANDY
Iya gue. Nah, pas listrik diturunin, gue lagi tidur. Dan pas gue naikin, gue nggak tahu adek gue di kamar kesetrum!
SUCI + JESSICA
(Bersamaan)
Kesetrum?!?
SANDY
Yup. Meteran memang sengaja diturunin sama adek gue, Farah, karena dia lagi benerin AC di kamarnya. AC di kamarnya emang udah waktunya minta ganti.
SUCICU: tangan (SANDY) menyentuh tangan (SUCI). Keduanya saling pandang.
(Kuatir) Sand…
(pause) kalau struk itu nggak ketemu gimana?
SANDY
Artinya sia-sia perjuangan gue jauh-jauh ke sini. Sia-sia gue ngejar elo ke tempat kerja elo, ke kosan, di bus gue diramp… (tak melanjutkan karena tak enak dengan SUCI). Maksud gue…
SUCI
(Menunduk, lirih) Maafin ayahku ya, Sand…
SANDY
Sudah lah, Ci, gue gapapa kok… (meraih tangan SUCI)
SANDY (CONT’D)CUT TO
PAK ASEP banyak cerita soal lo berdua. Beliau sadar kalau selama ini udah nelantarin kalian. Gue yakin beliau sangat menyesal. Oh ya (ingat sesuatu) adek lo siapa namanya, Ci?
SUCI
Haikal. Kenapa emang?
SANDY
Bokap lo niat mau nyunatin tadinya. Eh, belum sempet keburu… (tak meneruskan)
SUCI
Iya, makanya aku cuti ya karena itu. Ical sunatan.
SANDY
(Ke JESSICA) Wah, kita harus cari kado, Jes, buat adeknya Suci. Kado apa ya bagusnya? Gimana kalau kondom?
(Bersamaan)
SUCI: Jangan ngaco deh!
JESSICA: Gila lo ya!
SUCI
Iya, pede banget kamu kenalan sama aku ngasih nomer telpon di struk kondom!
SANDY
Gue lupa, sumpah! (tertawa)
JESSICA
Sand, di depan ada mall. Kita cari makan dulu, ya?
SANDY
(Berakting sebagai sopir) Baik, Nyonya…
Clip-clip berikut menggambarkan kedekatan SANDY dengan SUCI dan kecemburuan JESSICA yang berusaha menarik perhatian SANDY. Juga kecemasan MAMI dan FARAH serta situasi di kantor SANDY.
115. EXT./INT. MALL: TEMPAT PARKIR-LOBBY. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY membukakan pintu untuk SUCI tapi tidak untuk JESSICA.
JESSICA turun dengan ekspresi cemburu. Apalagi saat melihat SANDY jalan menggandeng tangan SUCI.
Ketiganya masuk ke lobby mall.
CUT TO
116. INT. MALL: TOKO BAJU. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
JESSICA memilihkan beberapa baju untuk
SANDY (yang masih memakai baju, celana dan jaket yang sama dengan saat berangkat) yang malah sibuk memilihkan baju untuk SUCI (tapi sambil bercanda. Seperti mengambilkan baju cewek anak-anak dan meminta SUCI untuk mencobanya).
JESSICA “memaksa” SANDY untuk mencoba beberapa baju di fitting room. JESSICA nampak iri karena setiap kali selalu SANDY bertanya apa cocok atau nggak meski ia telah memberikan pendapatnya untuk SANDY.
CUT TO
117. INT. MALL: TOKO BUKU-STATIONARY. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SUCI yang merasa tak enak pada JESSICA, berusaha “menjauh” dengan pura-pura sibuk mencari sesuatu di stationary.
JESSICA mengambil sebuah buku dan meminta pendapat SANDY. Tapi SANDY menghilang.
SANDY (telah memakai pakaian baru) dan pergi ke stationary membawa 2 rambu tanda panah biru lurus dan tanda “dilarang masuk”.
SUCI sempat kaget saat SANDY muncul. Tak menyangka kalau SANDY akan mengejarnya. Padahal ia sengaja memisah dari rombongan.
SANDY meminta SUCI memegang tanda “dilarang masuk” di depan. Ia sendiri menempelkan dengan cara memegang dengan tangan tanda panah biru lurus di punggung SUCI mengarah ke bawah dan menyuruh SUCI untuk mengaca di cermin.
SUCI tahu maksud SANDY dan keduanya tertawa. SUCI bergerak seolah-olah akan memukul SANDY dengan sesuatu. SANDY berhasil menghindar.
JESSICA datang dan melihat kedekatan SANDY dan SUCI. Ekspresinya makin suntuk.
CUT TO
118. INT. MALL: RESTAURANT. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY tetap menghargai semua kebaikan JESSICA. Ia membiarkan JESSICA menunjukkan perhatiannya seperti membakarkan rokok, menuangkan minum, dsb.
Sikap SUCI yang sedikit “berubah”.
CUT TO
119. INT./EXT. REDAKSI SURAT KABAR: R. TAMU-HALAMAN/TEMPAT PARKIR. SIANG.
MAMI, FARAH, REDAKTUR
FARAH memasukkan kertas-kertas dan sebuah foto SANDY ukuran close-up ke amplop berukuran besar.
MAMI mengucapkan terima kasih pada REDAKTUR untuk segera pamit dan keluar.
MAMI dan FARAH berjalan menuju parkiran di mana sebuah mobil Kijang tua terparkir. FARAH masuk di belakang kemudi dan MAMI di sisi yang lain.
Kijang keluar dari tempat ini.
ESTABLISH
Terlihat papan nama “Koran Lampu Kuning”.
CUT TO
120. INT. KNTR. SANDY: R. SANDY-R. RESEPSIONIST. SORE.
SURYA, ALINE, FIGURAN
Meja kerja di ruang SANDY nampak file/map (=scene 107) yang telah menggunung.
SURYA keluar dari dalam dan telah bersiap-siap untuk pulang.
ALINE juga sedang berkemas-kemas untuk pulang.
Beberapa KARYAWAN keluar dan menyapa keduanya untuk pamit.
SURYAKeduanya tertawa.
Kalau sampai besok Sandy belum masuk juga, sebagai rekan kerja yang baik kita harus nolongin dia.
ALINE
(Mengambil tas di laci) Caranya?
SURYA
Kita buang komputer canggihnya biar space di meja cukup untuk file tugas-tugas dia.
FADE OUT
Label: Sandy Sarti
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home