.::my imaGHYnation::.
Selasa, Juli 31, 2007
Page 51 - 60
SANDY semula akan mengecek denyut jantung JESSICA. Saat sadar ada tonjolan di sana, SANDY urungkan niat. Ia lalu meraih tangan JESSICA yang terkulai dan mengecek denyut nadi JESSICA. Nampak SANDY lega karena denyut nadi JESSICA masih ada.
SANDY ke posisi semula.
Mobil berjalan dengan perlahan.
CUT TO
76. EXT./INT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. PAGI.
SANDY, JESSICA
Mobil JESSICA yang dibawa SANDY terus melaju. Di atas dashboard nampak aksesori/gantungan logo TNI bergoyang-goyang.
SANDYSANDY menekan parfum mobil di dashboard.
(Menggumam, bingung) Gue bawa ke mana nih? Mana bau neraka banget ni mobil!
SANDY meraih rokok yang tergeletak di dashboard dan membakarnya.
Asap keluar dari jendela kanan yang ia buka sedikit.
JESSICA belum sadarkan diri.
SANDYDari kaca nampak titik air dari gerimis yang mulai turun.
Atau gue langsung nyari alamat Suci aja, ya? Tapi ni cewek…?
SANDYSANDY membuang rokok keluar. Munutup kaca jendela dan menyalakan wiper.
Ah, ujan, lagi!
Mobil terus berjalan di bawah hujan yang mulai deras.
CUT TO
77. EXT. RUMAH SUCI. PAGI.
SUCI, HAIKAL
SUCI dibantu HAIKAL buru-buru mengangkat jemuran karena hujan turun dengan cukup deras.
SLOW MOTION: kaki (SUCI) menginjak kertas yang tadi ia buang.
CUT TO
78. INT./EXT. DLM. MOBIL JESSICA: JALANAN. PAGI.
SANDY, JESSICA
SANDY merasa mobil anjlok.
Di luar masih hujan.
SANDY menepikan mobil, berhenti dan menarik tuas rem tangan.
SANDY keluar dan mengecek ban depan kiri.
CU: ban kempes.
SANDYCUT TO
(Kesal, menendang ban) Oh shit! Kempes, lagi! Sempurna banget cobaan gue! Gara-gara Sarti nih nasib gue jadi begini!
79. EXT. RUMAH SUCI. PAGI.
SUCI, HAIKAL, NENEK
SUCI keluar dari rumah bersama HAIKAL yang telah memakai baju koko dan membawa plastik (isi kain sarung).
NENEK melepas keduanya di pintu.
Karena masih hujan, SUCI membuka payung untuknya dan HAIKAL.
SUCI dan HAIKAL mencari angkutan.
CUT TO
80. EXT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. PAGI.
SANDY
Dengan hujan-hujanan SANDY mengeluarkan peralatan (seperti: dongkrak, besi, kunci pas, dsb.) dan membawanya ke depan.
MONTAGE
Rangkaian clip:
Suasana masih hujan.
SANDY memasang dongkrak.
SANDY membuka ban.
SANDY mendorong ban cadangan ke depan.
SANDY memasang ban cadangan.
CUT TO
81. EXT. JALANAN: DEPAN KLINIK. PAGI.
SUCI, HAIKAL, FIGURAN
SUCI dan HAIKAL turun dari angkot.
SUCI membayar angkot.
HAIKAL membuka payung.
SUCI mengambil alih payung dari tangan HAIKAL.
SUCI menggandeng HAIKAL masuk ke sebuah klinik.
CUT TO
82. EXT./INT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. PAGI.
SANDY, JESSICA
Rupanya SANDY telah selesai memasang ban dengan terakhir memasukkan ban yang kempes ke bagasi mobil.
Hujan masih turun.
SLOW MOTION: SANDY membasuh mukanya dengan air hujan.
SANDY masuk ke mobil.
Mobil kembali berjalan.
CU: dongkrak tertinggal di pinggir jalan (sudah dicopot tapi lupa dimasukkan ke mobil oleh SANDY).
FADE OUT
FADE IN
83. EXT./INT. JALANAN: DPN. HOTEL-TMP. PARKIR-DLM. MOBIL JESSICA. PAGI.
SANDY, JESSICA
SANDY melewati tanda “MASUK” ke sebuah hotel. SANDY berhenti dan memundurkan mobil. Mobil masuk ke area parkir hotel.
CUT TO
84. INT. HOTEL: LOBBY. PAGI.
SANDY, JESSICA, RESEPSIONIST HOTEL, ROOMBOY, FIGURAN
SANDY sedang registrasi dengan KTP JESSICA sambil asyik mengunyah permen karet.
JESSICA terlihat sedang duduk di sofa tunggu dengan kacamata hitam.
Seorang WANITA berdiri di sebelah kanan SANDY.
Seorang ANAK KECIL berdiri di sebelah si WANITA (sepertinya anaknya).
CU: tangan ANAK KECIL meremas dengan tangan kiri pantat kiri si WANITA).
Spontan, sang WANITA menampar SANDY dan menuduh SANDY telah kurang ajar.
SANDY hendak protes saat dilihatnya
ANAK KECIL menjulurkan lidah padanya.
RESEPSIONIST terlihat menahan tawa.
Terlihat SANDY menemukan ide.
SANDY menerima kunci dari RESEPSIONIST. Diam-diam SANDY menempelkan permen karet dari mulutnya ke rambut si WANITA. Lalu memasukkan diam-diam bungkus permen karet ke saku celana si ANAK. SANDY pun berlalu.
Si ANAK menarik-narik baju si WANITA.
Si WANITA masih bicara dengan RESEPSIONIST.
Si ANAK menarik-narik lagi baju si WANITA.
Si WANITA menoleh.
Si ANAK memberitahu ada permen karet di rambut si WANITA.
Si WANITA panik dan menarik rambutnya.
Terlihat kepala botak si WANITA. Ternyata tadi wig.
RESEPSIONIST tak bisa menahan tawanya. Ia tertawa sambil menutupi wajah dengan kertas.
Si WANITA menemukan bungkus permen di saku celana si ANAK. Si WANITA menjewer kuping si ANAK dengan kuat.
Si ANAK menahan sakit penuh dengan ekspresi bingung.
SANDY memapah JESSICA dibantu ROOMBOY masuk ke lift.
CUT TO
85. INT. HOTEL: KAMAR. HOTEL. PAGI.
SANDY, JESSICA, ROOMBOY
SANDY dibantu ROOMBOY membaringkan JESSICA ke tempat tidur.
ROOMBOY pamit pada SANDY.
SANDY mengambil tas JESSICA dan mengambil selembar uang untuk tip pada ROOMBOY.
ROOMBOY tersenyum dan mengucapkan terima kasih, lalu keluar dan menutup pintu kamar.
CUT TO
86. INT. HOTEL: KAMAR. HOTEL. PAGI.
SANDY, JESSICA
SANDY menutup pintu kamar.
Dari luar nampak pesan “Do Not Disturb” telah menggantung di handle pintu.
Nampak jaket, baju dan celana jatuh ke lantai.
Selanjutnya nampak SANDY yang kini telah memakai handuk dan bertelanjang dada.
SANDY menjemur pakaiannya yang basah ke tempat handuk.
SANDY membuang badannya ke sofa. Nampak ia letih sekali.
JESSICA tergeletak di tempat tidur belum sadarkan diri.
DISSOLVE TO
87. EXT. JALANAN BERKELOK: PINGGIR TEBING/JURANG. SORE.
SANDY, JESSICA
SANDY menyender di mobil Jaguar yang masih baru.
JESSICA yang berpakaian sexy mendorongnya dengan penuh nafsu membara.
SANDY menggoda JESSICA dengan cara menghindar dari “terkaman” JESSICA.
JESSICA yang penasaran mengejar SANDY. Sorot matanya nampak penuh dengan gairah.
Di belakang mobil JESSICA berhasil “menangkap” SANDY dan langsung memepet tubuh SANDY ke mobil.
SANDY merasa mobil bergerak maju dan…
Jaguar masuk jurang!
SANDYDISSOLVE TO
(Shock) Jaguar gue…!
88. INT. HOTEL: KAMAR. HOTEL. SIANG.
SANDY, JESSICA
SANDY tersadar dari mimpinya dengan posisi jatuh dari sofa hanya memakai handuk. Nafasnya terengah-engah. Keringat membasahi wajahnya.
BCU: bagian bawah perut (SANDY), handuk yang menonjol.
SANDYSANDY melihat jam di tembok. Jam 10 siang.
(Garuk-haruk kepala) Ah, cuma ngimpi. Wah, keramas dah gua.
SANDY meraih telpon dan mendial nomer.
SANDY
(Di telpon) Mbak, minta sebungkus Marlboro Light, susu anget dua, (menekankan) anget ya jangan panas!
(Pause) Makannya… mmm… (berpikir) nasi uduk nggak ada, ya?
(Pause) Bubur ayam deh. (MORE)
SANDY (CONT’D)SANDY menutup gagang telpon.
(Pause) Apa? Abis? Baru jam segini? Apa aja lah. Nasi tumpeng juga boleh.
Dilihatnya JESSICA masih tergeletak di tempat tidur.
SANDYSANDY memegang denyut nadi JESSICA. Lega, karena nadi JESSICA masih berdenyut.
Wah, kebo juga ni cewek! Atau jangan-jangan… (kuatir)
SANDYSANDY beranjak ke kamar mandi.
Kalau mati pasti gue yang repot! Minum apa dia sampai hangeover seharian begini? Kencing kuda liar, ‘kali. Gue mandi aja dulu ah, biar seger.
CUT TO
89. INT. HOTEL: KAMAR. HOTEL. SIANG.
SANDY, ROOMBOY (= scene 84 & 85), JESSICA
SANDY keluar dari kamar mandi masih hanya dengan handuk dan bertelanjang dada, buru-buru ke depan bukain pintu.
ROOMBOY telah menunggu di depan pintu.
SANDYROOMBOY masuk membawa trolley makanan (1 bungkus Marloboro Light, 2 gelas susu, 2 botol air mineral dan 2 piring nasi goreng) dan memindahkan isinya ke meja.
Sorry, Mas, kelamaan ya? Abis mandi.
ROOMBOYROOMBOY hendak keluar tapi balik lagi. Terlihat ia akan menyampaikan sesuatu pada SANDY tapi ragu-ragu.
Silakan, Pak.
SANDY
Ok, thank’s.
SANDY
(Heran) Ada apa, Mas?
ROOMBOYCU: kondom Sarti di tangan (SANDY).
Anu, cuma mau ini…
SANDY
(Penasaran) Mau anu – mau anu, apa?
ROOMBOY
Mau nawarin anu, siapa tau bapak butuh.
SANDY
Nawarin apa? Narkoba, ya? Wah-wah, gila aja lo nawarin gue narkoba!
ROOMBOY
Bukan. Ini (mengambil sesuatu di saku bajunya dan menyerahkannya pada SANDY).
SANDYROOMBOY keluar kamar sambil garuk-garuk kepala.
(Kesal tapi juga pengen ketawa) Buat apa, nih?
ROOMBOY
(Senyum) Yah, siapa tau bapak memerlukannya (melirik dengan ekor mata ke JESSICA). Lagi ngetop tuh, Pak, merk Sarti. Banyak jenis dan rasanya. Murah, Pak. Sama bapak…
SANDY
(Memotong) Gak-gak! Makasih (mengembali-kan kondom Sarti).
SANDYSANDY meminum susunya setengah dan bersiap untuk makan.
Brengsek! Sarti lagi – Sarti lagi! Nasib gue gak jelas nih gara-gara struk Sarti sialan!
SANDY
Uh, gue dipanggil “bapak”. Tampang gue udah tua banget, apa?
(Ke JESSICA) Eh, nama lo siapa? Lupa tadi baca di KTP lo di depan. Jessica! Yah, Jessica. Gue makan dulu yah. Sumpah gue laper banget. (MORE)
SANDY (CONT’D)CUT TO
Tenang, jatah lo nggak bakal gue embat. (Mulai menyuap dengan lahap) Sorry, bukan gue ngerampok neh. Justru gue yang abis dirampok semalem. Lo cepetan bangun deh. Perjalanan gue masih panjang nih…
90. EXT. RUMAH SUCI: HALAMAN. SIANG.
SUCI, HAIKAL, NENEK
Sebuah taksi masuk ke halaman rumah SUCI. Keluar dari taksi SUCI yang membawa beberapa paperbag dan HAIKAL yang telah memakai sarung. SUCI menuntun HAIKAL yang berjalan mengangkang (habis sunatan).
NENEK keluar membantu SUCI membawakan barang bawaan SUCI.
Ketiganya masuk ke dalam rumah.
HAIKAL (VO)FADE OUT
(Sedih) Coba ada ayah ya, Teh?
SUCI (VO)
(Menghibur) Sudah lah, Ical. Kan Teh Uci dan Nini ada nemenin Ical. Ayah juga besok-besok pasti juga pulang.
FADE IN
91. EXT. HOTEL: TEMPAT PARKIR. SIANG.
SECURITY HOTEL
SECURITY HOTEL berhenti di depan CR-V JESSICA. Ia buru-buru mengeluarkan kertas dari saku bajunya dan mencocokkan dengan plat mobil JESSICA.
CUT TO
92. INT. HOTEL: LOBBY. SIANG.
SECURITY HOTEL, HANAPI (VO)
CU: tangan (SECURITY HOTEL) mendial nomer telpon. Di samping pesawat telpon, tergeletak KTP JESSICA.
FX: nada sambung telpon.
HANAPI (VO)CUT TO
Polrest Bandung, selamat siang…
93. INT. KANTOR POLISI: R. INTROGASI. SIANG.
HANAPI
CU: tangan (HANAPI) mencari nama “Jendral Gunawan” di handphone dan menekan tombol “Panggil”.
CUT TO
94. INT. HOTEL: KAMAR. HOTEL. SIANG.
SANDY, JESSICA, PAK GUNAWAN, HANAPI, PIERE, AJUDAN PAK GUNAWAN, SECURITY HOTEL
SANDY hendak memakai celananya yang sudah kering.
JESSICA bergerak-gerak.
SANDY menghampiri JESSICA masih dengan memegang celananya.
Mata JESSICA terbuka perlahan.
POV: JESSICA melihat ke atas. Lampu kamar yang samar. Sosok SANDY yang juga masih samar. Lama-lama nampak sosok SANDY yang mulai jelas dan terang. SANDY tersenyum padanya.
JESSICAJESSICA melihat SANDY yang hanya memakai handuk dan sedang memegang celana.
(Terkejut dan duduk) Siapa lo?!
SANDY
(Tersenyum, lega) Bagus lah lo akhirnya bangun juga. Minum se-ember semalem ya, Neng?
JESSICA segera loncat berdiri dan “mengecek” payudara serta resleting celananya.
JESSICA
Lo… lo ngapain gue? Di mana neh? (melihat sekeliling)
SANDY
Tenang. Kita di hotel.
JESSICA
(Kaget) Di hotel?!
JESSICA berusaha jalan tapi terhuyung.
SANDY langsung menangkapnya tapi JESSICA menepis tangan dan mendorongnya.
JESSICATiba-tiba pintu didobrak dari luar.
(Membentak) Jangan sentuh gue!
SANDY
(Berusaha tenang) Duh, galak amat. Gue nggak seperti dugaan lo!
JESSICA
(Tak percaya) Mana ada maling ngaku?
SANDY
(Membela diri) Tapi nggak semua yang nggak ngaku itu maling!
JESSICA
Secara logika aja. Nggak mungkin lo nggak ambil kesempatan saat gue nggak sadarkan diri. Di hotel, cuma berdua, pula! Itu buktinya! (menunjuk SANDY yang hanya memakai handuk, tanpa baju dan memegang celana)
SANDY
(Spontan menjatuhkan celana ke lantai) Duh, gimana gue harus jelasin ke elo?
SANDY dan JESSICA sama-sama menoleh ke pintu melihat siapa yang datang.
Masuk 2 orang polisi (HANAPI dan PIERE) dengan pistol mengarah ke SANDY, PAK GUNAWAN, AJUDAN PAK GUNAWAN dan SECURITY HOTEL.
POV: PAK GUNAWAN melihat celana tergeletak di dekat kaki SANDY yang hanya memakai handuk dan bertelanjang dada.
HANAPISANDY mengangkat tangan cepat dan handuknya tak sengaja melorot.
Angkat tangan!
JESSICA yang berdiri persis di depan SANDY membuang muka cepat.
JESSICASANDY baru sadar handuknya melorot. Cepat ia menaikkan handuk dan mengaitkan kuat.
(Menjerit) Aow!
Label: Sandy Sarti
Page 61 - 70
PAK GUNAWANPIERE mengeluarkan borgol dan menurunkan tangan SANDY dari belakang.
(Berseru) Jessica!
JESSICA
(Histeris) Papa….!
JESSICA berlari ke PAK GUNAWAN dan memeluknya.
PAK GUNAWAN
(Membelai rambut JESSICA) Kamu tak apa-apa, Nak?
JESSICA
(Terisak di dekapan PAK GUNAWAN) Untung papa cepat-cepat datang.
PAK GUNAWAN
(Ke HANAPI dan PIERE) Saya serahkan penculik anak saya pada bapak-bapak sekalian.
PIERE
(Sikap hormat) Siap, Pak!
HANAPI masih menodongkan pistol ke arah SANDY.
SANDYAJUDAN PAK GUNAWAN nampak marah dan kaget pada keberanian SANDY pada atasannya.
(Membela diri) Pak, kalian salah tangkap! Saya bukan penculik, Pak. (Memohon) Tolong jangan tangkap saya…
PIERE
(Memborgol tangan kanan SANDY) Pen-jelasannya nanti di kantor.
SANDY
(Hopeless) Oke-oke. Bapak boleh menangkap saya. (Menyindir) Meski saya protes minta surat penangkapan saya juga percuma, bapak akan tetap menangkap saya juga. Tapi, ijinkan saya memakai baju dan celana saya! Masa saya cuma pakai handuk begini?! Emangnya saya maling ayam, apa! (Menyindir PAK GUNAWAN dengan suara pelan) Anak bapak kan bukan ayam?
PIERE berhenti saat akan memasukkan borgol ke tangan kiri SANDY dan memandang HANAPI minta persetujuan.
HANAPI malah memandang PAK GUNAWAN untuk meminta persetujuan.
PAK GUNAWANPIERE memborgol tangan kiri SANDY. Hingga kini, kedua tangan SANDY terborgol keduanya.
(Emosi) Biarin saja, Pak, begitu. Buat pelajaran dia berani-beraninya menculik anak saya! Untung kita datang tepat waktu. Telat sedikit saja, saya nggak tahu nasib anak saya.
SANDY
(Protes) Tapi, Pak…
JESSICAPAK GUNAWAN mendekati SANDY dengan tampang “seram”.
(Tak tega) Kasihan dong, Pa. Biarin lah dia memakai bajunya.
PAK GUNAWANPIERE membuka borgol di tangan SANDY.
Dengar, anak saya masih juga membela kamu. (Ke PIERE) Pak, buka borgolnya.
Dengan cepat SANDY memakai celana dan kaosnya. Jaket ia tenteng sekaligus untuk menutupi tangannya yang diborgol.
HANAPI dan PIERE menggiring SANDY dengan pistol di tangan.
SLOW MOTION: SANDY melewati JESSICA. Keduanya beradu pandang. Nampak wajah SANDY yang kesal dan kecewa pada JESSICA. Sedang JESSICA diserang getaran-getaran halus di hatinya menatap sorot mata tajam SANDY. Namun segera JESSICA “mengusir jauh-jauh” perasaan ini.
FADE OUT
FADE IN
95. EXT. KANTOR POLISI. SORE.
ESTABLISH
Kantor polisi dengan papan namanya. Suasana sore mulai gelap.
CUT TO
96. EXT./INT. KNTR. POLISI: SEL TAHANAN #1. SORE.
SANDY, UJANG, SUKMA, PIERE
SANDY berdiri termenung sambil memegang terali sel. Tatapan matanya kosong. Pikirannya menerawang jauh.
UJANG di pojok sel sedang menikmati asap rokoknya seolah cuek dengan keadaannya.
Suara derap sepatu mendekat dan suara kunci (pintu penghubung ruang introgasi dan area sel) dibuka.
Muncul seorang polwan bernama SUKMA membawa plastik berisi beberapa nasi bungkus, ditemani PIERE.
SANDYSUKMA memberikan 2 bungkus nasi untuk SANDY dan UJANG lewat celah antara terali besi dan diterima oleh UJANG keduanya.
Pak, bebaskan saya. Saya nggak bersalah!
PIERE
(Terkesan acuh sudah biasa menghadapi hal-hal seperti ini) Tunggu nanti kamu juga diproses. Tunggu nanti kamu juga diproses.
SANDYFADE OUT
(Ke SUKMA) Ibu, tolongin saya. Saya bukan penculik!
SUKMA
(Menatap SANDY) Nanti hukum yang akan bicara. Saya tak punya wewenang.
SANDY
(Emosional) Hukum yang mana? Yang menangkap orang yang jelas-jelas tak bersalah? Kalian salah menangkap saya. (Menekankan) Saya nggak kenal siapa sebelumnya Jessica. Apalagi papanya!
SUKMA
(Menenangkan) Yang penting sekarang kamu makan. Kalau memang benar kamu tidak bersalah, kamu pasti tak akan lama di sini.
FADE IN
97. INT. KNTR. POLISI: SEL TAHANAN #1. MALAM.
SANDY, UJANG, HANAPI, PIERE, BIMO, LEXY, FIGURAN
Terlihat 2 bungkus nasi tergeletak di lantai. 1 bungkus masih dalam keadaan utuh belum dibuka (jatah SANDY). 1 lagi telah dibuka dan kini dijadikan oleh SANDY dan UJANG sebagai asbak.
UJANGUJANG memberi isyarat tangan dengan jempol menjetikkan jari manis. Bahasa tangan untuk obat atau narkoba.
(Menasehati) Makan lah. Nanti sakit.
SANDY
(Menghempaskan asap dengan kuat ke udara, mendesah) Sampai kapan gue di sini… (Ganti topik) Lo kenapa sampai sini?
SANDYTiba-tiba terdengar riuh derap sepatu mendekat cepat.
Oh.
UJANG
(Kembali ke topik tentang nasib SANDY) Lu tu tahanan spesial di sini.
SANDY
(Kerutkan dahi) Spesial?
UJANG
Titipan jendral! Makanya polisi di sini nggak ada yang berani nyolek lu. Semua nunggu titah sang jendral. Mungkin besok lu diperbal. Jendral kan hari Minggu juga libur. ‘Kali…
SANDY dan UJANG berdiri.
Masuk HANAPI & PIERE membawa tahanan baru yakni
BIMO dan LEXY (bercelana pendek kolor) yang babak belur.
SANDYHANAPI membuka kunci sel #1.
(Penuh dendam) Yeah, ketemu lagi di sini!
PIERE mendorong BIMO dan LEXY masuk ke sel.
Dari celah terali besi, HANAPI membuka borgol di tangan BIMO dan LEXY.
Setelah HANAPI & 2 keluar, SANDY mendekati BIMO yang sedang menahan sakit.
SANDYMelihat BIMO yang kondisinya lebih parah dibanding dirinya, LEXY berusaha mendorong SANDY.
(Menarik kerah kaos BIMO) Mana tas gue?!
SANDY melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah kaos BIMO. Ia balik badan mundur. Tapi secepat kilat ia membalikkan badan lagi dan mengirim pukulan dan mendarat telak di wajah BIMO.
BIMO terhuyung dan tersandar ke tembok.
LEXY berusaha melindungi BIMO dan membalas dengan cara memukul perut SANDY.
Suasana jadi kisruh. Terjadi duel bebas antara LEXY dan BIMO.
UJANG berlari ke pintu.
UJANGLEXY memukul wajah SANDY dengan tangan kanan.
(Teriak) Pak…, ada yang berantem!!!
SANDY
Ayo, maju lo berdua gue nggak takut!
LEXY
Jangan cari mati lo di sini!
SANDY berhasil menghindar dengan cara menunduk. SANDY memelorotkan celana LEXY.
LEXY mundur untuk menaikkan celana.
Sebuah pukulan SANDY mendarat telak di perut LEXY. Bertepatan dengan
HANAPI, PIERE dan SUKMA datang.
SANDY mendorong LEXY yang makin kepayahan dan jatuh menimpa BIMO.
PIERESUKMA membuka kunci sel dan berjaga-jaga di luar sel.
(Membentak) Sandy, hentikan!
HANAPI & PIERE masuk meringkus SANDY.
SANDYHANAPI & PIERE menyeret SANDY keluar sel.
(Berontak) Lepasin, Pak! Mereka telah merampok saya!
SUKMA menutup dan mengunci sel #1 lalu membuka sel #2.
HANAPI & PIERE mendorong SANDY masuk.
Nampak 2 TAHANAN lain sudah ada di dalam.
SUKMA mengunci pintu sel #2.
PIEREKetiga polisi keluar dari area sel.
(Mengancam) Awas kalau kamu berkelahi lagi!
SANDY
(Histeris dan mengguncang-guncang besi) Bebasin saya, Pak! Saya nggak salah…!
CUT TO
98. INT. KNTR. POLISI: SEL TAHANAN #2. MALAM.
SANDY, PAK ASEP, HANAPI, PIERE, SUKMA, FIGURAN
Suasana sel area nampak sepi.
Di sel #2, 2 TAHANAN telah tertidur dengan beberapa kali terlihat menepuk nyamuk.
SANDY berdiri merenung sambil memegangi besi.
Terdengar riuh langkah derap sepatu mendekat.
2 TAHANAN yang tadi tidur bangkit dan duduk.
Masuk HANAPI & PIERE menggiring PAK ASEP.
SUKMA bertugas berjaga-jaga.
PAK ASEP yang utuh tidak babak belur, dimasukkan ke sel #2.
HANAPISemua POLISI keluar.
(Ke PAK ASEP) Tinggal kurang satu lagi. Kalian bisa reunian lagi di sini dengan formasi lengkap (terkekeh).
PAK ASEP tersenyum pada SANDY dan 2 TAHANAN lain sebagai tanda perkenalan.
SANDY
(Mengingat-ingat) Apa kita pernah ketemu sebelumnya?
PAK ASEP
(Mengamati wajah dan penampilan SANDY) Kamu penumpang bus jurusan Bandung, bukan?
SANDY
Iya. Bapak…?
PAK ASEPDi luar dugaan, SANDY malah menyalami PAK ASEP.
Saya sopir bus yang kamu naiki.
SANDYCUT TO
Oh iya. Kok bapak dibawa ke sini…
99. INT. KNTR. POLISI: SEL TAHANAN #1 & #2. MALAM.
SANDY, PAK ASEP, BIMO, LEXY, UJANG, SUKMA, FIGURAN
Di sel #1, UJANG telah tidur dengan mulut menganga.
BIMO dan LEXY tidur sambil sesekali mengerang kesakitan.
Di sel #2, 2 TAHANAN telah tidur. Salah satunya dengan posisi duduk dan memeluk lutut.
PAK ASEP dengan wajah serius dan sedih sedang ngobrol dengan PAK ASEP.
SUKMA masuk sel area untuk kontrol.
CUT TO
100. INT. KNTR. POLISI: SEL TAHANAN #2 & #1. MALAM.
SANDY, SUKMA, PAK ASEP, BIMO, LEXY
Terlihat SANDY sedang berbicara serius dan memohon pada SUKMA.
SANDY
Makin jelas kan, Bu, kalau saya korban salah tangkap? Saya justru korban perampokkan mereka! Aneh, jika benar saya ini penculik, tak mungkin diwaktu yang sama juga saya sedang dirampok!
SUKMA
(Mengerti) Tapi saya bisa apa? Papa cewek yang sama kamu itu jendral yang cukup berpengaruh di sini. Apalagi memang kebetulan juga anaknya beberapa hari tak pulang. Dan saat ditemukan, ia sedang bersama kamu. Tapi, soal tas kamu nanti saya usahakan.
Palingan kamu bisa ambil nanti SIM sama KTP kamu. Kartu ATM dan iPod kalau memang masih ada. Tapi tas kemungkinan besar masih kita perlukan untuk barang bukti.
(Ke PAK ASEP) Gimana, Pak? Kapok?
PAK ASEPINSERT: BIMO dan LEXY yang mengerang kesakitan di selnya.
Saya kapok, Bu. Saya ingat anak-anak saya…
SUKMA
Berdoa saja besok mereka datang menengok bapak. Untung bapak nggak digebukin massa seperti dua temen bapak.
SUKMA (CONT’D)SUKMA menatap SANDY dengan penuh rasa iba dan simpati. Sebagai seorang wanita yang kebetulan juga masih single, ia menyayangkan bertemu SANDY di tempat seperti ini.
Kalian istirahat saja. Terutama kamu, Sandy. Semoga cuma malam ini kamu menginap di sini.
SANDY
(Terharu) Makasih, Bu.
SUKMAPAK ASEP tersenyum mendengar ucapan SANDY.
Saya ke depan dulu. Kamu masih ada rokok?
SANDY
(Tersenyum) Makasih, Bu. Ada kok. PAK ASEP bawa stok kretek banyak dari luar.
Dan memang, berbeda sikap SANDY pada BIMO dan LEXY, pada PAK ASEP, ia malah cukup “akrab”. Padahal ia telah tahu bahwa PAK ASEP juga kawanan BIMO cs. Entahlah, ada keengganan tersendiri untuk ribut dengan PAK ASEP.
CUT TO
101. INT. KNTR. POLISI: SEL TAHANAN #2. MALAM.
SANDY, PAK ASEP, FIGURAN
Sementara PAK ASEP dan 2 TAHANAN lain telah tidur, SANDY masih gelisah.
MONTAGE:
SANDY tiduran terlentang. Matanya menatap kosong langit-langit sel.
SANDY berganti posisi miring ke kanan.
SANDY berdiri termenung berpegangan terali besi.
SANDY tiduran miring ke kiri.
SANDY duduk di pojokan sambil merokok.
SANDY telah tiduran dengan posisi meringkuk. Terlihat ia kedinginan dan sesekali menepuk nyamuk yang mengigitnya.
CUT TO
102. INT. RUMAH SUCI: KAMAR SUCI. MALAM.
SUCI
SUCI tiduran terlentang. Matanya menerawang ke langit-langit kamar. Seperti kontak batin dengan SANDY yang juga gelisah tak bisa tidur di sel tahanan.
CUT TO
103. EXT. RUMAH SUCI & SEKITARNYA. MALAM.
SUCI
ESTABLISH
Terlihat lampu di kamar SUCI yang masih menyala sementara di sekitarnya nampak gelap.
FADE OUT
FADE IN
104. EXT. KANTOR POLISI. PAGI.
ESTABLISH
Suasana sudah terang.
Note: Monday, February 4, 2008
CUT TO
105. EXT. RUMAH SUCI: HALAMAN. PAGI.
SUCI, RATIH
CU: kertas yang kemaren dibuang oleh SUCI disapu dan dimasukkan ke dalam serokan.
Terlihat yang menyapu adalah SUCI.
Datang dengan tergesa-gesa adik sepupu SUCI –RATIH–.
RATIHCU: wajah SUCI yang panik.
(Memanggil) Teh Uci!
SUCI
(Kaget, berhenti menyapu) Iya, ada apa, Tih?
RATIH
Ada telpon, Teh…
SUCI
Telpon? Dari siapa yang pagi-pagi nelpon? (Menebak-nebak) Dari Jakarta?
RATIH
Bukan, Teh. Dari kepolisian.
CUT TO
106. EXT. KANTOR SANDY. PAGI.
ESTABLISH
Suasana pagi yang cerah. Kita dengar suara gaduh/sibuk di kantor SANDY.
CUT TO
107. INT. KNTR. SANDY: R. RESEPSIONIST-R. SANDY. PAGI.
ALINE, SURYA, FIGURAN
REKAN-REKAN KERJA SANDY nampak sibuk.
ALINE yang sedang sibuk menjawab telpon yang masuk dengan headphone-nya, memencet ini-itu tombol di pesawat telpon.
Beberapa yang lain hilir mudik dan sibuk dengan urusan masing-masing.
Ruang SANDY dengan bangku yang kosong.
Beberap file tergeletak di meja kerja SANDY.
SURYA masuk dan menumpuk file di atas tumpukan file.
CUT TO
108. EXT./INT. KNTR. POLISI: R. INTROGASI-LOBBY. SIANG.
SANDY, HANAPI, PIERE, JESSICA, DINO, SUCI
SANDY sedang bercakap-cakap dengan JESSICA dan DINO yang datang untuk membebaskannya.
Label: Sandy Sarti
Senin, Juli 30, 2007
Page 71 - 80
HANAPI & PIERE meminta maaf dan menjabat tangan penuh rasa penyesalan.
SANDY, JESSICA dan DINO melangkah keluar.
JESSICASANDY dan JESSICA tertawa.
Lo ke mana sekarang, Sand?
SANDY
Gue harus nyari alamat temen gue, Jes.
JESSICA
Keberatan kalau gue anter? Itung-itung sebagai permintaan maaf gue…
SANDY
Boleh nolak?
JESSICA
Enggak.
DINOKetiganya tertawa.
Jes, kalau gitu gue duluan ya?
JESSICA
Oke, Din. Thank’s ya…
DINO
Jangan makasih sama gue. Makasih sama (menunjuk SANDY) dia.
(Ke SANDY) Sekali lagi, gue minta maaf ya, Sand… (memeluk SANDY)
SANDY
(Bercanda) Lain kali kalau mau nitip cewek jangan yang lagi teler. Jadi kalau gue bawa ke hotel gue bisa langsung bersenang-senang. Nggak perlu nunggu dianya sadar.
JESSICA mencubit pinggang SANDY.
SANDYDINO menyalami JESSICA. Lalu pergi ke arah mobilnya.
(Meringis) Adaow…!
JESSICA mengajak SANDY ke lokasi CR-V-nya diparkir.
JESSICAJESSICA melempar kunci mobil yang langsung ditangkap SANDY.
Lo nyetir ya, Sand? Gapapa, kan?
SANDY
Oke.
Tak lama mobil JESSICA keluar dari area kantor polisi.
Hampir bersamaan sebuah angkot berhenti. Turun dengan tergesa-gesa SUCI dan langsung masuk ke kantor polisi.
CUT TO
109. EXT./INT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. SIANG.
SANDY, JESSICA
Mobil JESSICA melaju dengan kecepatan sedang.
Sesekali JESSICA mencuri-curi pandang ke arah SANDY.
SANDYJESSICA terus memperhatikan SANDY yang sibuk nyetir.
(Membuka omongan) Gue punya tebakan, Jes. Elo suka french fries, nggak?
JESSICA
Lumayan. Kenapa emang?
SANDY
Ok. Kentang kentang apa yang paling gak enak?
JESSICA
Gue tau. Kentang alias kena tanggung!
SANDY
Wooo, ngeres! Salah. Yang bener kentang-kep basah oleh nyokap lagi nonton bokep! (tertawa)
JESSICA
(Tersenyum) Gak lucu – gak lucu!
SANDY
Mana gue nyangka, Jes, dalam sehari semalem dua kali kepala gue ditodong pistol. Malem sama perampok, justru siangnya sama polisi!
SANDY dan JESSICA tertawa.
SANDYJESSICA mencubit pinggang SANDY. Tapi kali ini SANDY berhasil menghindar.
Yang lebih gue heran adalah, hukum di negara kita yang gue rasa aneh. Gue cuma ngimpi bercinta sama seorang cewek aja, masa tu cewek masukin gue ke penjara?
JESSICA
(Kerutkan dahi) Hah? Jadi elo sempet ngimpi bercinta sama gue?
SANDY
Begitulah.
JESSICA
(Sok marah) Kurang ajar lo ya!
JESSICA terus memperhatikan SANDY yang sedang sibuk mengemudi. Getaran di hatinya makin kuat menyergap.
JESSICA
(Lirih) Maafin gue ya, Sand. Elo udah nganterin gue, ngejaga gue, ujan-ujanan ganti ban, eh malah gue kirim lo ke penjara.
SANDY
It’s ok, Jess (tersenyum).
JESSICA
Sebenernya gue sempet inget-inget, dongkrak gue di mana? Gue cari nggak ada. Eh, di belakang gue liat ban kempes. So, gue tahu elo pasti yang ganti ban gue. Udah gitu Dino nelponnya telat. Kalau siang atau sorenya dia langsung nelpon gue, mungkin lo nggak sampai jadi santapan nyamuk di sel. Sekali lagi, I’m so sorry, Sand…
SANDY
(Tarik nafas dalam) Sudah lah, Jess. Gue juga salah. Ngabisin rokok lo, buka tas lo, make duit lo tanpa sepengetahuan elo, juga make KTP elo buat resgistrasi di hotel (tertawa).
JESSICATiba-tiba SANDY mengerem mendadak.
Iya, kayaknya penculik tolol cuma elo doang deh, yang nyulik cewek tapi make KTP korban lo buat nginep di hotel!
Keduanya sampai badan condong ke depan tapi ketahan seatbelt.
Tapi tak lama mobil jalan dan mengambil arah memutar.
JESSICAMobil JESSICA melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
(Bingung) Loh – loh, kok balik lagi, Sand?
SANDY
Lupa! KTP gue masih di kantor polisi!
CUT TO
110. EXT. KANTOR. POLISI: LOBBY. SIANG.
SANDY, JESSICA
Mobil JESSICA masuk ke tempat parkir kantor polisi.
SANDY keluar terburu-buru untuk masuk ke lobby.
JESSICA mengikuti di belakang.
CUT TO
111. INT. KNTR. POLISI: R. INTROGASI/R. BEZUK. SIANG.
SUCI, PAK ASEP, SANDY, JESSICA
SUCI sedang berbincang-bincang serius dengan PAK ASEP. Terlihat mata SUCI sembab seperti habis menangis. PAK ASEP sendiri nampak sedih. Tapi berusaha mati-matian untuk terlihat tegar di depan SUCI.
Masuk SANDY dan JESSICA.
SANDYSLOW MOTION: SUCI menoleh ke arah SANDY.
(Surprise) Suci?!
CU: ekspresi muka SUCI dan SANDY yang sama-sama memancarkan rasa rindu yang terpendam.
SUCI tak akan mengira akan bertemu SANDY lagi dengan di sini bukan di Jakarta. Hati yang mulai bergelora dengan api cinta yang mulai tumbuh sejak pertemuan pertama mereka, kini hadir kembali. Bahkan terasa lebih kuat.
SANDY pun sama sekali tak akan menduga akan bertemu SUCI di sini. Apalagi sedang bersama PAK ASEP!
JESSICA terlihat cemburu menyaksikan SANDY dan SUCI saling pandang penuh perasaan.
SANDYPAK ASEP juga terkejut mengetahui bahwa SUCI mengenal SANDY. Orang yang pernah ia rampok dan teman curhat di sel. Dan sebagai orang tua, ia bisa melihat SANDY dan SUCI saling mencintai.
(Memandang SUCI dan PAK ASEP bergantian) Suci, PAK ASEP…? Kalian…?
PAK ASEPCUT TO
(Menarik napas panjang) Ya, dia anak perempuan yang saya ceritakan ke kamu, Sand…
SANDY
(Belum yakin benar) Suci, benar?
SUCI
(Mengangguk perlahan) Benar, Sand. (Menyeka sisa-sisa air mata di pipinya cepat agar tak terlihat habis menangis di depan SANDY)
112. EXT. KANTOR. POLISI: LOBBY. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY, SUCI dan JESSICA berjalan tergesa-gesa menuju mobil JESSICA terparkir.
SANDY membuka kunci dengan remote dan masuk ke belakang kemudi.
SUCI masuk di depan di samping SANDY atas permintaan SANDY, untuk menunjukkan jalan ke rumah SUCI.
JESSICA “mengalah” duduk di tengah.
Mobil melaju ke jalanan.
SANDY (VO)CUT TO
Untung ketemu elo di sini, Ci.
SUCI (VO)
Tapi kamu udah sempet ke rumah aku, Sand?
113. EXT./INT. RMH. SANDY: TERAS-R. DEPAN-R. TENGAH. SIANG.
MAMI, FARAH, PEMBACA BERITA TV
MAMI membukakan pintu untuk JESSICA yang baru pulang kuliah.
MAMI menanyakan apa sudah ada kabar dari SANDY?
FARAHDi ruang tengah, FARAH melihat es jeruk yang tinggal setengah di meja, didekatnya tergeletak tabloid tentang masak-memasak. Tv nampak menyala. Acara berita kriminal. Rupanya tadi MAMI sedang menonton tv sambil baca tabloid.
Belum tuh, Mi. Hp-nya susah dihubungin! (masuk ke dalam)
MAMI
(Menutup pintu dan mengikuti FARAH) Ke mana kakakmu ya, Rah? (cemas)
FARAHDi tv, seorang pembaca berita sedang memberitakan berita kriminal.
(Meminum habis es jeruk di meja)
Segar…
MAMI
Kamu tumben jam segini udah pulang, Rah?
FARAH
Nggak ada kelas, Mi. Dosennya nggak ada.
PEMBACA BERITA TVMAMI ingin protes tak tak jadi. Ia tak mau mengganggu FARAH yang terlihat letih sepulang dari kampus.
Gerombolan perampok yang biasa beroperasi di bus antarkota semalam berhasil diringkus Tim Buru Sergap Kepolisan Bandung. Dua pelaku sempat babak belur dihajar massa, seorang lagi yang ternyata seorang sopir bus antarkota yang berkomplot dengan gerombolan ini, berhasil ditangkap tak lama kemudian. Tapi masih ada seorang pelaku lagi yang masih buron dengan inisial BT.
FARAH
(Mengambil remote tv) Ganti ya, Mi? (Memindah saluran tv ke acara musik)
CUT TO
114. EXT./INT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY mengemudikan kendaraan dengan cukup cepat. Sesekali terlihat melirik ke arah SUCI yang duduk di sampingnya.
JESSICA melihatnya dengan mimik cemburu.
JESSICAKetiganya tertawa.
Gue sempet nonton tuh siarannya, Sand, di apartment Dino. (Mengingat-ingat) Kalau nggak salah, orang yang ditelpon bilang lampu di rumahnya mati. Jadi elo yang ditelpon sama MC?
SANDY
Iya gue. Nah, pas listrik diturunin, gue lagi tidur. Dan pas gue naikin, gue nggak tahu adek gue di kamar kesetrum!
SUCI + JESSICA
(Bersamaan)
Kesetrum?!?
SANDY
Yup. Meteran memang sengaja diturunin sama adek gue, Farah, karena dia lagi benerin AC di kamarnya. AC di kamarnya emang udah waktunya minta ganti.
SUCICU: tangan (SANDY) menyentuh tangan (SUCI). Keduanya saling pandang.
(Kuatir) Sand…
(pause) kalau struk itu nggak ketemu gimana?
SANDY
Artinya sia-sia perjuangan gue jauh-jauh ke sini. Sia-sia gue ngejar elo ke tempat kerja elo, ke kosan, di bus gue diramp… (tak melanjutkan karena tak enak dengan SUCI). Maksud gue…
SUCI
(Menunduk, lirih) Maafin ayahku ya, Sand…
SANDY
Sudah lah, Ci, gue gapapa kok… (meraih tangan SUCI)
SANDY (CONT’D)CUT TO
PAK ASEP banyak cerita soal lo berdua. Beliau sadar kalau selama ini udah nelantarin kalian. Gue yakin beliau sangat menyesal. Oh ya (ingat sesuatu) adek lo siapa namanya, Ci?
SUCI
Haikal. Kenapa emang?
SANDY
Bokap lo niat mau nyunatin tadinya. Eh, belum sempet keburu… (tak meneruskan)
SUCI
Iya, makanya aku cuti ya karena itu. Ical sunatan.
SANDY
(Ke JESSICA) Wah, kita harus cari kado, Jes, buat adeknya Suci. Kado apa ya bagusnya? Gimana kalau kondom?
(Bersamaan)
SUCI: Jangan ngaco deh!
JESSICA: Gila lo ya!
SUCI
Iya, pede banget kamu kenalan sama aku ngasih nomer telpon di struk kondom!
SANDY
Gue lupa, sumpah! (tertawa)
JESSICA
Sand, di depan ada mall. Kita cari makan dulu, ya?
SANDY
(Berakting sebagai sopir) Baik, Nyonya…
Clip-clip berikut menggambarkan kedekatan SANDY dengan SUCI dan kecemburuan JESSICA yang berusaha menarik perhatian SANDY. Juga kecemasan MAMI dan FARAH serta situasi di kantor SANDY.
115. EXT./INT. MALL: TEMPAT PARKIR-LOBBY. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY membukakan pintu untuk SUCI tapi tidak untuk JESSICA.
JESSICA turun dengan ekspresi cemburu. Apalagi saat melihat SANDY jalan menggandeng tangan SUCI.
Ketiganya masuk ke lobby mall.
CUT TO
116. INT. MALL: TOKO BAJU. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
JESSICA memilihkan beberapa baju untuk
SANDY (yang masih memakai baju, celana dan jaket yang sama dengan saat berangkat) yang malah sibuk memilihkan baju untuk SUCI (tapi sambil bercanda. Seperti mengambilkan baju cewek anak-anak dan meminta SUCI untuk mencobanya).
JESSICA “memaksa” SANDY untuk mencoba beberapa baju di fitting room. JESSICA nampak iri karena setiap kali selalu SANDY bertanya apa cocok atau nggak meski ia telah memberikan pendapatnya untuk SANDY.
CUT TO
117. INT. MALL: TOKO BUKU-STATIONARY. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SUCI yang merasa tak enak pada JESSICA, berusaha “menjauh” dengan pura-pura sibuk mencari sesuatu di stationary.
JESSICA mengambil sebuah buku dan meminta pendapat SANDY. Tapi SANDY menghilang.
SANDY (telah memakai pakaian baru) dan pergi ke stationary membawa 2 rambu tanda panah biru lurus dan tanda “dilarang masuk”.
SUCI sempat kaget saat SANDY muncul. Tak menyangka kalau SANDY akan mengejarnya. Padahal ia sengaja memisah dari rombongan.
SANDY meminta SUCI memegang tanda “dilarang masuk” di depan. Ia sendiri menempelkan dengan cara memegang dengan tangan tanda panah biru lurus di punggung SUCI mengarah ke bawah dan menyuruh SUCI untuk mengaca di cermin.
SUCI tahu maksud SANDY dan keduanya tertawa. SUCI bergerak seolah-olah akan memukul SANDY dengan sesuatu. SANDY berhasil menghindar.
JESSICA datang dan melihat kedekatan SANDY dan SUCI. Ekspresinya makin suntuk.
CUT TO
118. INT. MALL: RESTAURANT. SIANG.
SANDY, SUCI, JESSICA
SANDY tetap menghargai semua kebaikan JESSICA. Ia membiarkan JESSICA menunjukkan perhatiannya seperti membakarkan rokok, menuangkan minum, dsb.
Sikap SUCI yang sedikit “berubah”.
CUT TO
119. INT./EXT. REDAKSI SURAT KABAR: R. TAMU-HALAMAN/TEMPAT PARKIR. SIANG.
MAMI, FARAH, REDAKTUR
FARAH memasukkan kertas-kertas dan sebuah foto SANDY ukuran close-up ke amplop berukuran besar.
MAMI mengucapkan terima kasih pada REDAKTUR untuk segera pamit dan keluar.
MAMI dan FARAH berjalan menuju parkiran di mana sebuah mobil Kijang tua terparkir. FARAH masuk di belakang kemudi dan MAMI di sisi yang lain.
Kijang keluar dari tempat ini.
ESTABLISH
Terlihat papan nama “Koran Lampu Kuning”.
CUT TO
120. INT. KNTR. SANDY: R. SANDY-R. RESEPSIONIST. SORE.
SURYA, ALINE, FIGURAN
Meja kerja di ruang SANDY nampak file/map (=scene 107) yang telah menggunung.
SURYA keluar dari dalam dan telah bersiap-siap untuk pulang.
ALINE juga sedang berkemas-kemas untuk pulang.
Beberapa KARYAWAN keluar dan menyapa keduanya untuk pamit.
SURYAKeduanya tertawa.
Kalau sampai besok Sandy belum masuk juga, sebagai rekan kerja yang baik kita harus nolongin dia.
ALINE
(Mengambil tas di laci) Caranya?
SURYA
Kita buang komputer canggihnya biar space di meja cukup untuk file tugas-tugas dia.
FADE OUT
Label: Sandy Sarti
Minggu, Juli 29, 2007
Page 81 - 90
SANDY, SUCI, JESSICA, HAIKAL, NENEK
Mobil JESSICA masuk ke halaman rumah SUCI.
HAIKAL dan NENEK keluar untuk melihat siapa yang datang.
SANDY dan JESSICA yang membawa beberapa bungkusan keluar dari mobil dan berjalan mengiringi SUCI sebagai tuan rumah.
SUCI mengenalkan HAIKAL, NENEK, SANDY dan JESSICA.
SUCISemuanya masuk ke dalam rumah.
Ni, ini Sandy temen Uci di Jakarta. Dia nyusul Uci ke sini.
SANDY
(Menjabat tangan) Sandy, Nek.
SUCI
Ini Jessica yang nganter kita ke sini.
JESSICA
(Menjabat tangan) Jessica, Nek.
NENEK
(Bahasa campuran Sunda dan Indonesia) Mangga – mangga, kalebet… Silakan masuk… Tapi maaf, kondisinya beginih. Maklum orang kampung.
SUCI mempersilakan SANDY dan JESSICA duduk.
Background agak samar foto-foto keluarga SUCI menempel di tembok.
JESSICA
(Ke HAIKAL) Namanya siapa?
HAIKAL
(Mencium tangan JESSICA) Ical, Teh.
JESSICA
(Memberika paperbag) Ical, ini ada sedikit oleh-oleh dari Teh Uci dan A’ Sandy.
SUCI
Aduh, Jess, ngerepotin. Makasih ya. (Ke HAIKAL) Ical, bilang apa?
HAIKAL
Hatur nuhun, Teh….
NENEKJESSICA tak sengaja mendengar obrolan NENEK dan SUCI.
(Berbisik ke SUCI) Kunaon maneh teu ngomong rek mawa batur. Nini teu masak!
[= Gimana kamu nggak bilang mau bawa tamu. Nenek nggak masak!]
JESSICAJESSICA mengambil bungkusan besar di meja isi makanan yang tadi di bawa SANDY dan menyerahkan pada NENEK.
Hapunten, Ni, teu kedah ngarepotkeun. Kaleresan tadi rerencangan mampir ngagaleuh mameun.
[= Maaf, Nek, tak usah merepotkan. Kebetulan tadi kita mampir membeli makanan.]
SANDY
(Ke JESSICA setengah berbisik) Pada ngomong apa sih, Jes?
NENEKHAIKAL yang penasaran merebut bungkusan di tangan NENEK.
Nuhun nya’, nini jadi isin. Nini ngarepotkeun maneh kabeh.
[= Makasih ya, nenek jadi gak enak. Nenek jadi ngerepotin kalian.]
(sambil menerima bungkusan dari JESSICA)
JESSICA
Teu naon-naon, Ni. Kaleresan tadi ngalangkung payuneun warung.
[= Gapapa, Nek. Kebetulan tadi lewat depan warung.]
SANDY
(Berbisik ke JESSICA) Ah, gue tahu kalo itu. (Sok tau) Gegaresan…!
JESSICA
Ih, ngarang!
SUCI
Ical, jangan bikin malu teteh deh. Lagian kamu jalannya juga belum bener, kan?
HAIKAL tak jadi melihat bungkusan di tangan NENEK. Malah ia mendekati SUCI.
HAIKALNENEK berhenti di depan pintu dapur. Karena sebenarnya ia akan menanyakan hal ini pada SUCI sejak tadi. Hanya tak enak saja karena ada SANDY dan JESSICA.
Teh Uci, kabar ayah gimana, Teh? Ical kangen…
SANDY dihinggapi rasa haru mendengar pertanyaan polos HAIKAL. Ia mendekati HAIKAL dan membelai rambutnya.
SANDYJawaban SUCI untuk NENEK juga sebagai kode bahwa waktunya tidak tepat.
Ical, ayah sehat kok. Ayah juga nitip salam buat Ical. Juga buat (menoleh ke NENEK) nenek. Tadi kita semua dari sana.
SUCI
(Menahan air mata yang menggantung di kelopak mata) Nanti ya Teh Uci ceritain. Sekarang Ical ke kamar cobain baju baru hadiah Teh Jessica. Minta bantu nini.
NENEK masuk ke dapur dengan perasaan agak kecewa.
CUT TO
122. INT. RMH. SUCI: KMR. SUCI-R. DEPAN/R. TENGAH. MALAM.
SUCI, SANDY, JESSICA
SUCI dibantu JESSICA mencari kertas struk kondom Sarti.
INSERT: SANDY menunggu (di ruang tengah/depan karena tak enak masuk kamar cewek) dengan gelisah.
Suasana kamar SUCI agak berantakan. Tapi yang dicari tetap tidak ditemukan.
Terakhir SUCI mengecek kantong jaketnya dan tetap tak ada.
JESSICACUT TO
Gimana, Ci?
SUCI
(Bingung, terlihat menyerah) Aku juga nggak tahu di mana tu kertas? Duh, gimana ya? Kasihan Sandy. Tapi udah kita cari-cari emang nggak ada!
123. INT./EXT. RMH. SUCI: KMR. SUCI-R. DEPAN/R. TENGAH-HALAMAN. MALAM.
SUCI, SANDY, JESSICA
SUCI dan JESSICA keluar dari kamar.
SANDY yang sedang melihat foto-foto keluarga SUCI (atau foto PAK ASEP) di tembok untuk mengusir rasa gelisah, segera menghampiri keduanya.
SANDYSANDY terdiam penuh rasa kecewa. Dengan pasrah ia duduk di bangku.
(Harap-harap cemas) Gimana, Ci? Ketemu nggak?
SUCI
(Perasaan tak enak hati) Maaf, Sand, aku udah geledah seisi tas dan lemari tapi tetep nggak ada. Gimana nih?
SANDYFLASH BACK: SUCI teringat secuil kertas yang ia temukan saat ia menjemur pakaian (=scene 73).
(Pasrah, mendesah panjang) Yah, mungkin belum rejeki gue.
SUCI segera bergegas ke halaman dengan membawa senter.
SANDY dan JESSICA yang penasaran mengikuti SUCI.
SUCI mencari ke pelosok halaman tapi tak menemukan kertas yang dicari.
SANDYSUCI tak berani cerita pada SANDY soal kemarin ia membuang kertas dari saku jaket. Rasa bersalah semakin menyerangnya.
(Penasaran, cemas) Lo buang, Ci?
SUCI
(Gugup) Nggak-nggak. Siapa tau aja jatuh di sini.
SANDY merasa ada sesuatu yang disembunyikan SUCI tapi tak enak untuk mendesaknya.
CUT TO
124. INT.RMH. SUCI: KMR. SUCI-R. DEPAN/R. TENGAH-HALAMAN. MALAM.
SUCI, SANDY, JESSICA
Suasana hening.
SANDY, SUCI dan JESSICA bermain dengan pikiran masing-masing.
Tatapan mata SANDY kosong. Angannya melayang.
MONTAGE:
Clip potongan-potoangan adegan:
- SANDY didorong keluar di bus oleh BIMO (=scene 61)
- SANDY mencuci taksi SUGENG (=scene 69)
- SANDY ganti ban mobil JESSICA sambil hujan-hujanan (=scene 80)
- SANDY ditangkap POLISI (=scene 94)
- SANDY tidur dengan posisi meringkuk di sel yang penuh nyamuk dan kedinginan (=scene 101)
JESSICA berusaha menghibur SANDY. Ia meraih tangan SANDY dan menggenggamnya erat.
JESSICAJESSICA mengambil handphone di tasnya.
Sudah lah, Sand. Mending sekarang kamu istirahat dulu. Tuhan pasti punya rencana di balik ini semua.
SANDY
(Mendesah) Thank’s ya, Jes.
(Pause) Oh ya, pinjem handphone lo dong. Gue harus kasih kabar ke Jakarta. Orang-orang kantor pasti pada nyariin gue. Apalagi orang-orang rumah.
SUCI teringat sesuatu.
SUCIJESSICA memandang SANDY minta persetujuan.
Jes, boleh aku pakai dulu, nggak? Coba aku nelpon Ira. Siapa tahu struk-nya ada di kamar kos.
SANDYJESSICA memberikan handphone-nya pada SUCI.
(Melihat sedikit harapan)
Oh, ya udah.
SUCI memencet nomer handphone IRA.
CUT TO
125. INT. KOSAN SUCI & IRA: KMR. SUCI & IRA-R. DEPAN. MALAM.
IRA, ROY, SUCI (VO)
IRA sedang bercumbu dengan PACAR-nya di kamar kos.
CU: di dekat lampu duduk, tergeletak handphone dan kondom Sarti; tangan (ROY) mengambil kondom Sarti; tangan (IRA) mematikan lampu; handphone yang menyala dalam temaram karena ada panggilan masuk.
ROYCU: nomer di LCD tak dikenal. Tangan (IRA) meraih handphone.
(Merasa terganggu, kesal) Siapa sih?!
IRACUT BACK TO
(Menggumam) Siapa ya?
(Memencet tombol OK) Hallo…
SUCI (VO)
Ra, sorry. Ini Uci.
IRA
Ada apa, Ci?
126. INT. RMH. SUCI: R. DEPAN/R. TENGAH. MALAM.
SUCI, SANDY, JESSICA, IRA (VO), NENEK, HAIKAL
SUCI masih menelpon IRA.
JESSICA dan terutama SANDY menantinya dengan penuh harap.
SUCI
(Di telpon) Ra, tolong cariin kertas kecil, struk kond…eh, (tak enak bilang kondom ke IRA)
(Ke SANDY) merk-nya apa?
SANDY
Anu, Sarti!
SUCI
Struk Sarti. Pokoknya ada nomer hp-nya Sandy! (MORE)
SUCI (CONT’D)SUCI menyerahkan handphone pada JESSICA.
Tolongin ya, Ra, please… Kasihan Sandy jauh-jauh ke sini nyari kertas itu! Tolong ya, Ra…
IRA (VO)
Di mana, Ci?
SUCI
Tolong cek di tas kecil aku atau di kantong-kantong celana di tempat cucian. Di lemari atau cek di selipan-selipan buku. Aku juga lupa. Sekali lagi makasih, Ra. Nanti kabarin aku ke nomer ini, ya…
Muncul NENEK dan HAIKAL membawa makanan yang tadi dibawa oleh SANDY dan JESSICA. HAIKAL telah memakai kaos baru pembelian JESSICA. Tapi masih tetap memakai kain sarung.
JESSICASUCI dan JESSICA beranjak ke dapur membantu membawakan makanan dan peralatan makan.
Eh, Ical jangan banyak jalan dulu!
NENEK
Mangga, Neng, ayeuna urang mam.
[= Silakan, Nak, waktunya kita makan.]
SANDY menyiapkan meja.
SANDYCUT TO
Aduh, Nek, makasih. Jadi ngerepotin.
NENEK
(Dengan bahasa campuran) Ah, teu repot. Malah maneh duaan yang repot.
127. INT. KOSAN SUCI & IRA: KMR. SUCI & IRA. MALAM.
IRA, ROY
Suasana kamar SUCI dan IRA makin berantakan.
IRA mengambil majalah di atas lemari.
ROY “mengganggu” dari belakang.
Keduanya hanya berbelitkan sprey/selimut.
CUT TO
128. INT. RMH. SUCI: R. DEPAN/R. TENGAH. MALAM.
SANDY, SUCI, JESSICA, NENEK, HAIKAL
Suasana makan malam yang hangat.
SANDY banyak bercerita lucu yang mengundang tawa yang lain.
Terlihat JESSICA makin perhatian pada SANDY seperti menyuapi SANDY dengan alasan mencicipi suatu makanan yang belum dimakan SANDY.
SUCI menyaksikan kedekatan keduanya dengan iri. Tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Diam-diam NENEK memperhatikan kegundahan hati SUCI.
HAIKAL
(Polos) Teh Jessica sama Aa’ Sandy pacaran, ya?
JESSICA
(Tersipu malu tapi senang) Ih, Ical kok nanyanya gitu?
SUCI
(Merasa tertohok dengan pertanyaan HAIKAL) Ical, gak boleh kurang ajar, ya!
SANDY
(Mengalihkan pembicaraan) Ayo, gue doang neh yang bukan orang Bandung. Tapi ada yang tau gak apa beda Bandung jaman dulu dan sekarang?
JESSICA
Ah gampang. Dulu Bandung lautan api, sekarang Bandung lautan asmara.
SANDY
Hush! (melirik ke HAIKAL) Under eighteen, Jes! Jawaban lo juga salah.
JESSICA
Yang bener apa?
SANDY
Bandung dulu banyak jalan berlobang-lobang.
JESSICA
(Memotong) Bandung sekarang?
SANDY
Bandung sekarang banyak lobang berjalan-jalan.
CU: kaki (SUCI) menendang kaki (SANDY).
SANDY memandang SUCI bingung?
SUCI melirik ke arah HAIKAL dan NENEK sebagai jawabannya.
SANDY mengangguk-angguk tanda paham.
FX: handphone JESSICA berbunyi.
SANDY, SUCI dan JESSICA nampak tegang.
FADE OUT
FADE IN
129. EXT./INT. JALANAN: DLM. MOBIL JESSICA. PAGI.
SANDY, SUCI, JESSICA, TUKANG KORAN
Note: Tuesday, February 5, 2008
ESTABLISH
Terdengar suara musik mengalun.
Terlihat bahwa musik berasal dari mobil JESSICA yang melaju dengan kecepatan sedang.
SANDY nampak mengemudi sambil mengangguk-anggukkan kepala mengikuti alunan musik. SANDY terlihat sumringah.
Mobil berhenti di lampu merah.
TUKANG KORAN menawarkan koran pada JESSICA. Tapi JESSICA lebih tertarik ngobrol dengan SANDY. TUKANG KORAN menawarkan pada SUCI.
SUCI melihat foto SANDY ada di koran. SUCI membuka jendela dan membelinya.
SUCICU: koran di tangan SUCI yang memberitakan “Info Orang Hilang” dengan foto SANDY di sampingnya.
Sand, lihat, kamu masuk koran!
SANDY
Ah, masa?
JESSICA yang merasa kalah set dengan SUCI, merebut koran dari tangan SUCI.
JESSICA
Eh, bener, Sand! Siapa yang masang?
SANDY
(Tertawa) Mami sama adek gue emang unik Kita emang uniquee familiy. Apalagi mendiang bokap gue.
JESSICASANDY melirik dari kaca, melihat SUCI mengalah dengan cara membaca buku.
Kenapa mendiang bokap lo, Sand?
SANDY
Gue pernah digampar gara-gara manggil beliau Dedi.
JESSICA
Manggil daddy doang lo digampar? Lo manggil nyokap apa?
SANDY
Mami.
JESSICA
Lah cocok. Mommy daddy.
SANDY
Bokap gue emang namanya Dedi!
JESSICA
Sialan! (tersenyum) Kena mulu gue.
SANDYSUCI tersenyum.
Ci, lo termasuk kutu buku?
SUCI
(Tersentak) Ya, Sand?
SANDY
Lo termasuk kutu buku, bukan?
SUCI
Nggak juga sih. Ada apa memang?
SANDY
Kalo lo kutu buku, lo cocok sama gue. Gue kutu kupret! (tertawa)
SANDY
(Change topic) Dunia emang aneh. Capek-capek gue bertualang ke negeri sebrang, eh, yang gue cari ternyata ada di Jakarta (tertawa).
Label: Sandy Sarti
Jumat, Juli 27, 2007
Page 91 - 94
SUCI
Negeri sebrang, Sand?
SANDY
Iya. Negeri sebrang Jakarta (tertawa).
SUCI
Padahal, Sand, Ira nemu surat Ical buat aku ya di atas majalah di atas lemari. Nah, struk itu ada di dalem majalah!
JESSICA
Kan gue udah bilang, Sand, bahwa pasti Tuhan punya rencana di balik ini semua.
SANDY
Iya, rencana Tuhan, motor gue ilang dan gue dapet Jaguar sebagai gantinya. Dan rencana Tuhan juga ngirim gue ke penjara untuk kenalan sama calon mertua (tertawa).
JESSICA terkesiap mendengar kalimat SANDY.
SUCI tersenyum kecil penuh rasa bahagia.
JESSICA
Lah, elo ketemu papa kan di hotel, Sand?
SUCI kaget mendengar omongan JESSICA. Terlihat kuatir bahwa yang dimaksud “calon mertua” oleh SANDY adalah PAK GUNAWAN. Bukan PAK ASEP.
SANDY
(Sadar udah kelepasan. Tak mau merusak suasana) Iya sih, Jes, di hotel bukan di penjara. Maksud gue, gue di penjara ketemu…
Mendadak SANDY inget sesuatu menyebut kata “penjara”. Saat ada jalan memutar, SANDY membelokkan mobil untuk memutar ke arah balik.
Mobil terlihat melesat dengan cepat.
SUCI (VO) + JESSICA (VO)
(Bersamaan) Loh, kok muter, Sand?!?
SANDY (VO)
KTP sama SIM gue masih di kantor polisi!!!
-------------------[91]-------------------
Mobil menjauh.
Terdengar suara berisik suasana pesta.
FADE OUT
FADE IN
130. EXT./INT. RMH. RAKA: PESTA PERKAWINAN RAKA. SIANG.
RAKA, ISTRI RAKA, TAMU-TAMU UNDANGAN, FIGURAN
Note: Sunday, February 10, 2008
ESTABLISH
Suasana meriah sebuah pesta perkawinan.
Camera move ke dalam. Nampak RAKA dan ISTRI RAKA sibuk menyambut jabat tangan TAMU-TAMU UNDANGAN dengan senyum terus merekah.
CUT TO
131. EXT./INT. RMH. RAKA: TMPT. PARKIR-PESTA PERKAWINAN RAKA. SIANG.
SANDY, SUCI, FARAH, MAMI, JESSICA, DINO, HAIKAL, NENEK, SUKMA, PAK GUNAWAN, AJUDAN P. GUNAWAN, SECURITY HOTEL, HANAPI, PIERE, ROOMBOY HOTEL, SUGENG, JONO, ALINE, SURYA, IRA, ROY, SPG KONDOM “SARTI”, MAYANG, SOPIR TAKSI (=scene 38 & 40), TUKANG OJEK (=scene 40 & 41), RAKA, ISTRI RAKA, TAMU-TAMU UNDANGAN, FIGURAN
Sebuah Jaguar masuk ke pelataran parkir.
Seorang TUKANG PARKIR memandu Jaguar ini mencari parkiran.
3 mobil lain yang masih rombongan Jaguar ini mengikuti di belakang Jaguar.
Dari Jaguar keluar: SANDY yang menggandeng SUCI, FARAH dan MAMI.
Di belakang Jaguar, sebuah CR-V, keluar: JESSICA, DINO, HAIKAL, NENEK dan SUKMA.
Mobil di belakang CR-V, keluar dari mobil: AJUDAN PAK GUNAWAN membukakan pintu untuk PAK GUNAWAN. Diikuti: SECURITY HOTEL, HANAPI, PIERE, ROOMBOY HOTEL, SUGENG dan JONO.
Di mobil ke-4, turun dari mobil: ALINE, SURYA, IRA, ROY, SPG KONDOM “SARTI” dan MAYANG.
Tak lama juga muncul sebuah motor yang dibawa TUKANG OJEK memboncengi SOPIR TAKSI (yang mengantar SANDY ke mall).
Seluruh rombongan ini masuk untuk memberikan selamat pada RAKA dan ISTRINYA.
-------------------[92]-------------------
SANDY mendekati RAKA dan memberikan pelukan pada sahabatnya ini.
SANDY
Jadi juga lo merit, man! (tertawa, menepuk bahu RAKA dan melepaskan pelukan)
RAKA
Nah, elo cepetan lah nyusul gue. Itu (melirik ke SUCI) udah dapet calon. Tunggu apa lagi?
SUCI nampak tersipu malu.
SANDY
(Menyalami ISTRI RAKA) Selamat ya. Nitip Raka.
(Ke RAKA) Boleh gue peluk nggak neh?
RAKA
(Bersalaman dengan SUCI) Boleh, asal yang ini boleh gue peluk juga?
SANDY
Oh, silakan. Gue peluk nih (gerakan seolah-olah akan memeluk ISTRI RAKA)
SUCI
(Mencubit pinggang SANDY) Apa-apaan sih…
SANDY dan RAKA sama-sama tertawa. Terlihat sekali keakraban keduanya.
SUCI dan ISTRI RAKA nampak maklum. Meski dijadikan “korban” keakraban keduanya.
RAKA
(Ke ISTRINYA) Kayaknya bukan mereka deh yang ngiri ngeliat kita, Ma. Justru kita yang ngiri ngeliat mereka berdua (tertawa).
SANDY
Ah, lo bisa aja. (Menggoda) Ehm, “mama” nih. Gue juga boleh dong. (Ke SUCI) “Mama” cie… (tertawa)
(Ke SUCI) Sebelum kita makan kita culik mereka dulu, yuk…
SANDY membisikkan sesuatu ke telinga RAKA. Lalu menyeretnya ke lobby.
-------------------[93]-------------------
Di luar SANDY terlihat menelpon seseorang dengan handphone-nya (handphone baru. Karena yang satu rusak saat bertabrakan dengan SPG kondom Sarti di mall dan PDA phonenya dirampas BIMO di bus).
Tak lama masuk sebuah mobil box bertuliskan “Kondom Sarti”.
Suara tepuk tangan terdengar riuh dari seluruh tamu yang hadir.
CUT TO
132. BACKGRUND GELAP: CREDIT TITLE.
RAKA (VO), SANDY (VO)
RAKA (VO)
Gila lo, kapan gue punya anak?!
SANDY (VO)
Makenya abis maen. Pas punya lo udah menciut karena kecapekan!!
Terdengar tawa SANDY dan RAKA.
TAMAT
Jakarta, August 4, 2007
-------------------[94]-------------------
Label: Sandy Sarti